Menteri Intelijen Israel, Gila Gamliel, mengusulkan agar komunitas internasional tidak perlu mendanai pembangunan kembali Jalur Gaza setelah perang. Sebaliknya, ia menyarankan program 'permukiman kembali secara sukarela' untuk warga Palestina di Jalur Gaza, dengan meminta berbagai negara di seluruh dunia untuk menampung mereka. Usulan ini terungkap dalam tulisan Gamliel yang dimuat oleh The Jerusalem Post pada Minggu (19/11/2023).
Gila Gamliel mencetuskan bahwa, setelah perang berakhir, salah satu 'opsi' adalah 'mendorong permukiman kembali secara sukarela' bagi warga Palestina di Jalur Gaza ke luar wilayah tersebut. Alasannya disebut sebagai langkah kemanusiaan dan sebagai alternatif daripada mendanai pembangunan kembali Gaza atau memberikan dana kepada UNRWA (Badan Bantuan dan Pemulihan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina).
Meskipun Gamliel berpendapat bahwa ini bisa menjadi solusi baru untuk masalah yang dianggap sulit, usulannya tersebut menuai kontroversi, terutama di dunia Arab. Pengusiran atau pemindahan paksa warga Palestina telah menjadi isu sensitif setelah perang yang menyebabkan eksodus massal pada tahun 1948, yang dikenal sebagai 'Nakba'.