
Kementerian PUPR telah membangun 1.800 Sarana Hunian Pariwisata (Sarhunta) di kawasan Sumatera Utara, khususnya Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba.
Kepala Seksi Wilayah I BP2P Sumatera II, Bramantyo, mengatakan program ini dilakukan sejak tahun 2020 dan tersebar di 6 Kabupaten/Kota. Selain rumah, Sarhunta dibangun sebagai homestay, warung, toko, coffee shop, hingga sanggar tari.
"Tujuannya meningkatkan kualitas rumah jadi layak huni, fungsi khususnya bisa dimanfaatkan untuk kegiatan wisata, diharapkan mendorong ekonomi di sekitar Danau Toba," jelasnya di Huta Siallagan, Kabupaten Samosir, Kamis (5/10).
Bramantyo menjelaskan, program ini mendukung pemulihan ekonomi dan pariwisata pasca pandemi COVID-19. Selain untuk menunjang pariwisata, ada juga program untuk memperbaiki rumah menuju kawasan Danau Toba,
Adapun total Sarhunta yang telah dibangun mencapai 1800 unit dan tersebar di 6 Kabupaten/Kota, mayoritas adalah homestay sebanyak 607 unit. Sementara Sarhunta di Samosir terdapat 310 unit, sebagian besar berupa homestay 303 unit di 17 desa dan 3 kecamatan.

"Untuk menangani sekitar 607 untuk Sarhunta (homestay) tapi kalau keseluruhannya hampir 1.799 unit, nilai besarannya (dana) yang digulirkan dari PUPR sekitar Rp 121,9 miliar," ungkapnya.
Bramantyo menuturkan, bantuan pemerintah untuk meningkatkan layak huni bangunan masyarakat maksimal Rp 115 juta per unit. Nilai bantuan yang cenderung besar ini lantaran kebutuhan khusus untuk pariwisata
"Di luar bantuan itu sebetulnya karena ini program rumah swadaya, jadi ada swadaya dari masyarakat itu sendiri yang jumlahnya bervariasi sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan, kalau bantuannya Rp 115 juta," pungkasnya.