Keluarga: Alvaro Masuk RS karena Amandel, Ditidurkan, 13 Hari Tak Bergerak

https://ift.tt/N6cLxWu
Pihak keluarga Alvaro Foto: Istimewa
Pihak keluarga Alvaro Foto: Istimewa

Alvaro (7) meninggal usai operasi amandel di RS Kartika Husada Jatiasih Bekasi. Pihak keluarga menyebut, Alvaro sempat 13 hari tak sadarkan diri karena ditidurkan.

"Iya saya tidak bisa bilang begitu (RS tidak tansparan), tapi intinya adalah pihak keluarga tidak mendapat penjelasan yang cukup dari pihak rumah sakit," kata pihak keluarga, Frans Sinaga, di rumah sakit, Selasa (3/10).

Frans Sinaga menjelaskan, pihak keluarga belum sekalipun melihat Alvaro kembali bergerak usai ditidurkan akibat adanya masalah pernapasan. Pihak RS menyebut Alvaro mengalami mati batang otak.

"Pokoknya anak ini masuk RS amandel, setelah keluar ruang operasi ada sesak nafas sedikit, setelah itu ada kejang kejang, setelah ada kejang kejang ditangani di ICU," ucapnya.

"Tapi penjelasannya anaknya ditidurkan entah pakai obat atau pakai apa itu ya dijelaskan dokternya ke mereka, lalu sampai hari ke 13 kami tidak pernah lagi melihat dia bergerak," sambungnya

Ia mengungkapkan, pihak keluarga baru mendapat keterangan terkait mati batang otak itu di hari kelima perawatan.

"Kami tidak pernah mendapatkan informasi awalnya, sehingga kami tahunya itu ada masalah (mati batang otak) ketika hari kelima tadi, karena di hari pertama dan kedua mereka (rumah sakit) hanya mengatakan nanti disampaikan,” ungkap Frans.

Benediktus Alvaro Darren (7 tahun) divonis mati batang otak usai menjalani operasi amandel di Rumah Sakit Kartika Husada pada 19 September 2023. Foto: Dok. Istimewa
Benediktus Alvaro Darren (7 tahun) divonis mati batang otak usai menjalani operasi amandel di Rumah Sakit Kartika Husada pada 19 September 2023. Foto: Dok. Istimewa

Penjelasan RS

Juru bicara RS Kartika Husada, dr. Rahma Indah P., mengatakan tindakan operasi sudah dilakukan sesuai prosedur pelayanan dan operasi berjalan lancar.

"Namun saat pemulihan, terjadi keadaan yang tidak diinginkan. Seperti yang diketahui, salah satu risiko pembiusan tindakan operasi adalah terjadinya pingsan," ujar Rahma dalam siaran persnya yang dilihat kumparan pada Senin (2/10).

"Kami melakukan pertolongan pertama hingga akhirnya (pasien Alvaro) bernapas normal, dan p[ertolongan selanjutnya di ruang ICU," kata Rahma.

Rahma melanjutkan, "Selama di ruang perawatan, tim dokter sudah berupaya memberikan perawatan secara intensif dengan obat-obatan dan pelindung napas, namun kondisi pasien tidak sesuai dengan apa yang diharapkan."

Baca Juga
Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama

Featured

News Feed