
Saat menjalankan usaha atau berbisnis sekaligus bisa ikut serta menyelamatkan lingkungan, ini tentu tujuan yang sangat baik. Seseorang tidak semata-mata hanya memikirkan keuntungan saja, namun juga memiliki keinginan yang positif untuk memperbaiki atau bahkan sekadar mengurangi berbagai masalah yang terjadi di lingkungan sekitar.
Founder start up pengolahan sampah Go Forward Diana Ilyas mengatakan, bisnis ramah lingkungan adalah jenis bisnis yang beroperasi dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan.
"Tujuan utama bisnis semacam ini adalah untuk mengurangi jejak ekologis dan berkontribusi pada pelestarian sumber daya alam serta lingkungan. Ini melibatkan praktik-praktik seperti penggunaan energi terbarukan, pengurangan limbah, daur ulang, dan upaya untuk mengurangi emisi karbon," jelas Diana kepada Basra, Selasa (12/9).
Diana mengungkapkan bisnis ramah lingkungan mempunyai banyak manfaat, antara lain peningkatan reputasi.
"Bisnis yang berfokus pada ramah lingkungan cenderung mendapatkan reputasi yang lebih baik di mata konsumen yang peduli lingkungan. Di sini kita sokong dengan kekuatan brand tersebut dalam mengemas yang diimbangi dengan service," paparnya.
Manfaat berikutnya adalah efisiensi biaya. Penggunaan sumber daya yang lebih efisien sering menghasilkan penghematan biaya jangka panjang.
Kemudian manfaat kepatuhan akan regulasi. Menurut Diana, bisnis yang mematuhi peraturan lingkungan lebih baik mampu menghindari sanksi hukum.
"Lalu ada manfaat menghasilkan inovasi. Fokus pada keberlanjutan dapat memotivasi inovasi dalam proses bisnis dan produk yang dapat menghasilkan keunggulan kompetitif," ujarnya.
Diana melanjutkan meski memiliki banyak keuntungan namun menjalankan bisnis ramah lingkungan tentu saja ada kendalanya. Beberapa kendala itu antara lain biaya awal yang cukup tinggi.
"Mengadopsi teknologi dan praktik ramah lingkungan dapat memerlukan investasi awal yang tinggi. Karena faktanya hingga sekarang, biaya pengadaan dan lain-lain dari Go Forward misalnya cukup tinggi. Hal ini dikarenakan adanya inovasi dan pembaruan dari Go Forward juga," paparnya.
Kendala selanjutnya adalah kesulitan dalam pemasaran. Memasarkan produk atau layanan ramah lingkungan dapat menjadi tantangan, terutama jika pasar belum matang atau jika konsumen tidak terlalu peduli dengan isu lingkungan. Menurut Diana, hal ini juga yang dihadapi oleh Go Forward.
"Sampai saat ini kami masih terus melakukan edukasi dan awareness kepada masyarakat akan konsep bisnis lingkungan yang kami jalankan dan apa bedanya dengan bisnis lainnya yang sudah ada," tukasnya.
Kemudian kendala berupa tantangan regulasi. Diana menyebut, berbagai peraturan lingkungan yang kompleks dapat menambah biaya operasional dan menghambat pertumbuhan. Selain itu juga adanya regulasi yang belum clear menjadi tantangan tersendiri dan terkesan cukup alot dan berat dalam menjalani.
Diana pun memberikan tips dalam menjalankan bisnis lingkungan agar menghasilkan keuntungan. Pertama, pelajari pasar. Ketahui apa yang diinginkan dan dihargai oleh konsumen yang peduli lingkungan.
Kedua, inovasi berkelanjutan. Teruslah mencari cara untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi limbah, dan menggunakan sumber daya secara bijaksana.
Ketiga, jaringan. Bangun kemitraan dengan organisasi lingkungan dan bisnis serupa untuk berbagi pengalaman dan sumber daya.
Keempat, transparansi. Jujurlah tentang praktik-praktik berkelanjutan yang Anda terapkan untuk membangun kepercayaan konsumen.
Kelima, edukasi. Sosialisasikan manfaat produk atau layanan Anda yang ramah lingkungan kepada konsumen.
Keenam, diversifikasi produk dan layanan. Pertimbangkan untuk menawarkan beragam produk atau layanan yang sesuai dengan berbagai segmen pasar yang mungkin.
"Tips terakhir adalah monitoring dan evaluasi. Terus pantau dampak lingkungan dan ekonomi dari praktik bisnis Anda dan lakukan perbaikan jika diperlukan," imbuhnya.
Diana mengatakan ada banyak ide bisnis ramah lingkungan yang bisa dijadikan pilihan. Misalnya kedai kopi berkelanjutan. Kedai kopi ini menggunakan biji kopi organik, bekerja sama dengan petani lokal, dan menghindari penggunaan single-use plastics.
Contoh bisnis ramah lingkungan lainnya adalah jasa pengangkutan ramah lingkungan. Ini berupa penyediaan layanan pengangkutan dengan armada kendaraan listrik atau berbahan bakar alternatif.
"Bisa juga membuka usaha produk daur ulang, yakni bisnis yang memproduksi produk daur ulang atau produk yang terbuat dari bahan daur ulang seperti tas belanja, pakaian, atau perabotan," tuturnya.
"Perlu diingat bahwa bisnis yang ramah lingkungan dapat menguntungkan baik dari segi ekonomi maupun lingkungan jika dikelola dengan bijaksana dan dengan kesadaran akan dampaknya," sambung Diana.
September 12, 2023 at 09:32AM