
Siswi kelas 6 berinisial SR yang lompat dari lantai 4 gedung SD Petukangan Utara 06, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, menuai keprihatinan sejumlah pihak. Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Basri Baco, mendorong keamanan sekolah dievaluasi usai kejadian ini.
Menurutnya, apa pun alasan siswi tersebut melompat, seharusnya tindakan itu dapat diantisipasi apabila keamanan sekolah ketat.
"Sekolah itu tidak punya pengamanan terhadap anak. Seharusnya sudah terpikirkan ini, harus jadi perhatian khusus karena konsep sekolah kita ke depan tinggi-tinggi semua," kata Basri kepada wartawan, Kamis (28/9).
"Seharusnya nih ya, walaupun dia di-bully, walaupun ada anak mencoba lompat, nggak bisa. Contoh teralisnya 1,5 meter. Kalau dilihat dari sekolahnya itu kan gampang, tinggal dia lompat gitu dia jatuh, nggak ada pengamanan," imbuh dia.
Basri mengakui kejadian itu menjadi pukulan berat bagi banyak pihak. Terlebih, ia juga mendengar isu bullying diduga menjadi penyebab keputusan SR melompat hingga meninggal dunia.

"Ini tragis banget ini, menyedihkan. Saya juga denger ada unsur bullying juga. Nah, sebenarnya juga kita pihak sekolah harus mendeteksi itu kan. Kita sudah larang, nggak ada lagi praktik bullying terhadap anak. Nggak boleh ini terjadi," kata dia.
"Kalau pun ada harus diantisipasi. Dan pihak sekolah terutama BP-nya juga harus juga mendeteksi," imbuh dia.
Basri memastikan pihaknya akan membahas hal tersebut ke depan dengan Disdik DKI Jakarta. Sehingga keamanan gedung sekolah bisa ditingkatkan.
"Saya usul juga kepada Ketua Komisi supaya kita ada rapat kerja evaluasi terhadap Disdik. Ini jadi pukulan berat sebenarnya ke kita, (karena) kita lagi mau ngonsepin sekolah itu tinggi atau beberapa lantai, supaya daya tampungnya banyak," ungkapnya.

"Tapi kalau nggak aman kan bahaya buat anak-anak, kan tragis ini. Pihak sekolah harus ekstra perhatian terhadap anak-anak. Evaluasinya semua konsep sekolah tinggi akan kita evaluasi untuk pembangunan 2024 dan harus kita pastikan aman untuk anak-anak," tandasnya.
SR melompat dari lantai 4 sekolahnya pada Selasa (26/9) pagi. Ia sempat dilarikan ke RS Fatmawati, namun tidak tertolong.
Ia dimakamkan di TPU Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Rabu (27/9). Atas peristiwa itu, sekolah diliburkan sementara. Polisi masih menyelidiki motif dari kejadian tersebut.