Pertarungan antara manusia dan singa Afrika pernah menjadi sorotan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, demikian yang terungkap dalam sebuah unggahan di akun Twitter @videosejarah pada Minggu, 10 September 2023.
Video berdurasi 1 menit 17 detik tersebut menunjukkan tribun SUGBK yang penuh sesak dengan penonton, dengan perkiraan sekitar 100 ribu orang yang hadir dalam acara tersebut pada tahun 1968.
Dalam keterangan unggahan, disebutkan bahwa penonton sangat antusias untuk menyaksikan pertarungan "gladiator" manusia melawan singa, yang merupakan pertarungan pertama jenisnya di Indonesia.
Pada saat itu, seorang petarung manusia bernama Bandot Lahardo memasuki sebuah kandang di mana seekor singa Afrika sedang menunggu. Sebelumnya, panitia sebenarnya telah menyiapkan seekor harimau sebagai lawan Bandot, namun harimau tersebut dianggap terlalu ganas dan harus ditembak mati sebelum pertandingan.
Sebagai pengganti, singa Afrika dipilih untuk menghadapi Bandot. Namun, ketika Bandot memasuki kandang, singa tersebut menolak untuk bertarung, mengecewakan para penonton yang hadir karena pertarungan tidak berlangsung sesuai ekspektasi.
Dalam video tersebut, Bandot mencoba memprovokasi singa Afrika dengan berbagai cara untuk memicu reaksi dari hewan tersebut, tetapi singa tersebut malah menghindar daripada menyerang.
Menurut laporan Reuters, Bandot Leonardo dikenal sebagai salah satu gladiator terbaik Indonesia. Sebelum pertarungan melawan singa Afrika di SUGBK, ia sebelumnya telah berhadapan dengan harimau dan dua banteng di Jawa Timur. Meskipun hanya menggunakan tangan kosong, pada saat itu ia berhasil membunuh dan mengalahkan hewan-hewan tersebut.
Dalam perjanjian dengan panitia pertarungan Senajan di tahun 1968, Bandot Lahardo juga menyatakan bahwa jika ia tewas atau gagal melawan banteng dan harimau, keluarganya tidak berhak menuntut apa pun kepada panitia.