Pertemuan ini terjadi di Kantor Polisi setempat, di mana tersangka, seorang anggota TNI, ditahan untuk proses hukum terkait kasus pembunuhan tersebut. Fauziah, ibu korban, dengan penuh keberanian memilih untuk menghadap langsung tersangka untuk menyatakan perasaannya.
Dengan mata berkaca-kaca dan suara yang gemetar karena emosi, Fauziah berbicara kepada tersangka, "Kamu tak punya hati! Apa yang kamu lakukan lebih kejam daripada apa yang dilakukan oleh PKI (Partai Komunis Indonesia). Putra saya adalah anak baik, dan kamu telah merampas hidupnya tanpa alasan yang benar."
Tersangka yang duduk dihadapannya tidak memberikan banyak tanggapan, tetapi tampak terpukul oleh kata-kata Fauziah. Keluarga korban dan masyarakat setempat telah mendesak agar tersangka diadili dan dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku.
Kasus ini telah menciptakan kehebohan di media sosial dan masyarakat luas, dengan banyak orang yang mengecam tindakan yang diduga dilakukan oleh seorang anggota TNI. Pemerintah dan aparat kepolisian telah berjanji untuk menyelesaikan kasus ini dengan adil dan transparan.
Keluarga korban berharap agar keadilan dapat ditegakkan dan tersangka dapat dihukum sesuai dengan perbuatannya. Kasus ini juga menyoroti pentingnya menjaga disiplin dan moralitas dalam institusi militer untuk mencegah kasus serupa terjadi di masa depan.
Kasus ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut, dan pihak berwenang berkomitmen untuk mengungkap kebenaran dan memastikan bahwa hukum ditegakkan dengan adil bagi semua pihak yang terlibat.