Seorang remaja nekat melarikan diri dari panti asuhan tempatnya tinggal selama dua tahun terakhir. Keluarga remaja tersebut menjadi panik dan khawatir akan keberadaannya, namun beruntung, keberadaan remaja tersebut diketahui oleh seorang sopir truk.
Remaja tersebut bernama Miki Nurwahid dan ia menghilang dari panti asuhan di Kota Palembang. Berkat bantuan dari sopir truk yang mengenal pamannya, keluarga Miki mengetahui bahwa Miki ditemukan sedang tidur di sebuah warung pecel lele dekat gerbang Tol Keramasan.
Penghuni panti asuhan di Jalan Sultan M Mansyur, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang, berhasil menemukan Miki di warung pecel lele tersebut. Remaja berusia 15 tahun itu ditemukan tertidur di warung pada malam hari.
Setelah berhasil ditemukan oleh pihak keluarga, Miki pulang ke rumahnya di Kecamatan Lengkiti, Baturaja, Ogan Komering Ulu (OKU).
Kakak kandung Miki, Ade Putra yang berusia 25 tahun, menceritakan bahwa Miki ditemukan sedang tidur di warung pecel lele dekat gerbang Tol Keramasan pada malam Kamis, tanggal 17 Agustus 2023, sekitar pukul 23:00 WIB. Ade merasa bersyukur bahwa Miki ditemukan dalam keadaan sehat.
Miki memberi tahu kakaknya alasan di balik aksi nekatnya untuk kabur dari Panti Asuhan, yang sudah menjadi tempat tinggalnya selama dua tahun terakhir. Menurut Miki, ia sudah tidak merasa nyaman tinggal di panti asuhan tersebut karena sering kali mendapatkan teguran dan marah. Rasa tidak betah itulah yang mendorongnya untuk melarikan diri.
Selama empat hari Miki kabur, ia bekerja di Pasar 16 Ilir untuk memenuhi kebutuhan makanannya. Meskipun tidak jelas pekerjaan apa yang ia lakukan, yang penting baginya adalah mendapatkan makanan di Pasar 16 Ilir.
Miki diberi izin untuk tidur di warung pecel lele oleh pemiliknya. Pemilik warung bahkan berniat membelikan tiket perjalanan untuk Miki agar bisa pulang ke Baturaja. Namun, beruntungnya, sebelum hal itu terjadi, Miki sudah ditemukan oleh keluarganya.
Setelah kembali di rumah keluarganya di Kecamatan Lengkiti, Baturaja, Miki akan disekolahkan kembali di kampung halamannya. Keluarganya segera mengurus proses kepindahannya dari sekolah di Palembang dan dari panti asuhan.
Kisah ini menunjukkan tantangan dan perasaan yang dialami oleh remaja yang tinggal di panti asuhan, serta pentingnya peran dan komunikasi keluarga dalam memberikan dukungan kepada mereka.