Komentari Konten Tak Senonoh dari Oklin Fia, Abidzar Al-Ghifari Beri Komentar Menohok

 

Kontroversi melibatkan Oklin Fia, seorang selebgram yang mengunggah konten yang dianggap tidak pantas, seperti video menjilat es krim, terus menjadi perbincangan publik. Tak hanya disorot karena sifatnya yang tidak pantas, Oklin Fia juga dihadapkan pada tuduhan penistaan agama melalui kontennya tersebut.


Perhatian terhadap kontroversi ini semakin meningkat karena Oklin Fia dikenal sebagai seorang wanita yang mengenakan hijab, tetapi konten yang dibuatnya tidak sesuai dengan nilai-nilai yang seharusnya dipegang oleh orang yang berhijab.

Banyak netizen yang mengutuknya, dan bahkan figur publik seperti Abidzar Al-Ghifari juga turut memberikan tanggapannya. Abidzar mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap Oklin melalui akun Instagram pribadinya. Ia mengunggah beberapa foto Oklin dengan emotikon tawa dan menggambarkan kontennya sebagai "sampah".

Selanjutnya, Abidzar menyuarakan pendapatnya dengan tegas, menyebut konten yang dihasilkan oleh Oklin sebagai sesuatu yang rendah. Ia menyarankan agar Oklin mempertimbangkan untuk melepaskan hijabnya jika kontennya terus mengarah ke arah yang tidak pantas seperti saat ini.

Dalam kata-katanya, Abidzar menyampaikan, "Jujur @oklinfia, menurut pandangan saya, apa yang Anda jual adalah sampah. Jika Anda ingin menjadi bintang film dewasa, Anda tidak perlu memakai hijab. Lepaskan saja hijab tersebut, maka kita akan lebih memahami semua gaya dan konten yang Anda hasilkan."

Awalnya, Abidzar mengakui bahwa ia awalnya hanya merasa biasa saja melihat konten yang dihasilkan oleh wanita tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu, ia merasa konten tersebut semakin tidak bermutu dan merosot dalam kualitasnya.

Abidzar menyoroti fakta bahwa gaya berpakaian Oklin, meskipun mengenakan hijab, tidak mencerminkan adab dan akhlak yang seharusnya dipegang oleh seseorang yang memilih untuk berhijab.

Penting untuk diingat bahwa respons publik terhadap kontroversi semacam ini dapat beragam tergantung pada sudut pandang masing-masing individu dan norma-norma budaya serta agama yang berlaku dalam masyarakat. Hal ini juga sering memicu diskusi tentang batasan dalam konten daring, nilai agama, dan citra publik.




Baca Juga
Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama

Featured

News Feed