Tingkat polusi udara yang semakin memburuk di Jakarta telah menjadi masalah serius yang mengancam kesehatan penduduk. Warga ibu kota kini menghadapi risiko sakit akibat terpaksa menghirup udara yang tercemar. Banyak di antara mereka yang mengeluhkan gejala seperti gangguan pada tenggorokan, terutama ketika kualitas udara semakin memburuk.
Seorang reporter dari Suara.com merasakan dampak buruk dari polusi udara ini saat ia sedang asyik menelusuri story di WhatsApp sambil menikmati es kopi susu di kedai kopi Mas Bayu. Salah satu story yang membuatnya terkejut adalah laporan suhu udara yang mencapai 34 derajat Celsius di siang hari.
Dengan keingintahuan yang tumbuh, ia berusaha untuk mendiskusikan masalah cuaca ekstrem ini dengan teman-temannya. Namun, upaya pertamanya gagal karena pilihan pertamanya adalah pacarnya.
Kemudian ia mencoba untuk bertanya kepada grup alumni sekolah dasar. Tidak lama kemudian, ia mendapat balasan dari Kurnia (nama samaran), seorang teman sekolahnya, yang mengeluh sakit selama seminggu terakhir. Kurnia mengungkapkan bahwa ia jatuh sakit akibat terpapar udara yang tercemar virus.
Menurut Kurnia, dokter di Puskesmas mengatakan bahwa virus-virus yang ada dalam udara saat ini menyebabkan banyak orang jatuh sakit. Gejala yang dirasakan termasuk sakit tenggorokan, pilek, pusing, dan meriang.
Nia, seorang pedagang dimsum, juga menjadi korban dari buruknya kualitas udara ini. Awalnya, ia merasakan sakit di tenggorokan dan flu. Namun, kondisinya semakin memburuk hingga ia mengalami demam dan meriang. Ia juga mengeluhkan bahwa banyak orang tidak menggunakan masker, termasuk dirinya sendiri pada beberapa kesempatan.
Penting untuk memahami bahwa polusi udara dapat memiliki dampak serius pada kesehatan manusia. Terutama di kota-kota dengan tingkat polusi yang tinggi, seperti Jakarta. Gejala yang dialami oleh Kurnia dan Nia, seperti sakit tenggorokan, pilek, dan demam, adalah beberapa contoh dari dampak yang bisa ditimbulkan oleh udara yang tercemar.
Dalam kondisi seperti ini, penting bagi masyarakat untuk mengambil tindakan pencegahan, seperti menggunakan masker saat berada di luar ruangan dan menjaga pola makan yang sehat. Selain itu, langkah-langkah yang lebih besar, seperti mengurangi emisi polutan udara, juga sangat diperlukan untuk mengatasi masalah polusi udara yang serius ini.