Media sosial sempat diramaikan dengan penampakan sosok bermahkota di sebuah pengajian yang diadakan oleh Gus Miftah di Pondok Pesantren Nurul Qodiri, Lampung Tengah. Beredar sebuah unggahan di Instagram yang menampilkan sosok misterius tersebut, dan Gus Miftah pun bertanya tentang identitasnya.
Pada tanggal 16 Juni, Gus Miftah menulis di unggahannya, "Ada penampakan ikut Ngaji semalam di Lampung. Siapakah sosok ini? Mungkin ada yang tahu... Serius nanya."
Berita tentang penampakan tersebut menjadi viral dan memicu berbagai spekulasi. Banyak yang menganggap sosok tersebut sebagai Nyi Roro Kidul, makhluk gaib yang dipercaya memiliki kekuatan gaib dan memiliki hubungan dengan dunia bawah laut.
Namun, setelah misteri itu menghebohkan banyak orang, akhirnya terungkap bahwa sosok tersebut sebenarnya hanya seorang jemaah biasa yang hadir dalam pengajian tersebut. Pria itu berdiri di belakang Gus Miftah dengan mengenakan peci bermotif yang ditutupi oleh serban. Motif riasan kepala pria tersebut kemudian terlihat mirip dengan ciri khas dari Nyi Roro Kidul.
Gus Miftah sendiri sebelumnya juga mengungkapkan bahwa beberapa teman pendakwahnya menyatakan sosok tersebut mirip dengan Nyi Roro Kidul, dan ia menyambut dengan rasa syukur jika benar Nyi Roro Kidul ikut hadir dalam pengajiannya.
Namun, setelah identitasnya terungkap, diketahui bahwa sosok tersebut hanyalah seorang jemaah dengan penampilan yang menyerupai ciri khas Nyi Roro Kidul. Fenomena ini merupakan contoh dari penarikan kesimpulan berdasarkan kesamaan visual yang seringkali tidak dapat dipercaya sepenuhnya. Seringkali, orang-orang cenderung menarik kesimpulan berdasarkan penampakan tanpa menyelidiki lebih lanjut, dan hal ini bisa memunculkan berbagai cerita mistis.
Pengalaman ini memberikan pelajaran bahwa kita perlu selalu berhati-hati dan objektif dalam menghadapi fenomena misterius. Terkadang, hal-hal yang terlihat luar biasa bisa memiliki penjelasan yang sederhana dan alamiah di baliknya. Sebagai manusia, kita harus menggunakan nalar dan pengetahuan untuk menghindari kesalahan penafsiran yang berlebihan.