Dikta Tak Kuasa Tahan Air Mata Saat Menceritakan Momen Hancur Dalam Hidupnya


 Dikta mengungkapkan bahwa dirinya bukanlah tipe orang yang mudah meneteskan air mata. Namun, ada satu momen di mana Dikta tidak dapat lagi menahan kesedihannya hingga air matanya jatuh begitu saja. Momen tersebut adalah saat dia mengetahui bahwa sang ayah mengidap kanker hati stadium akhir, dan dunianya seakan runtuh. Setelah pulang dari rumah sakit, Dikta merasa hancur dan menangis dengan sangat sedih.


Menurut Dikta, momen tersebut menjadi titik terhancur dalam hidupnya sebagai seorang anak. Ia mengungkapkan bahwa itu adalah nangis terparah yang pernah dialaminya. Dikta bukan tipe orang yang biasa menangis hingga teriak-teriak, tetapi momen itu membuatnya menangis dengan sangat kuat, hingga kejernihan.

Saat di rumah sakit, Dikta berusaha menahan air matanya, tetapi ketika mendengar vonis dari dokter mengenai kondisi ayahnya, ia merasa takut kehilangan sang ayah yang merupakan teman ngobrolnya yang selalu memberikan jawaban atas berbagai pertanyaannya.

Setelah menumpahkan tangisnya di rumah, Dikta kembali lagi ke rumah sakit, namun dia tak kuasa menahan kesedihannya saat melihat ayahnya. Akhirnya, Dikta memutuskan untuk pamit pulang. Namun, tak berselang lama setelahnya, Dikta dihubungi dan diberitahu bahwa ayahnya telah meninggal dunia. Sebelumnya, Dikta memang sudah merasakan firasat bahwa ayahandanya akan meninggal.

"Dalam hati, aku ngomong, 'Aku nggak mau lihat papa meninggal'. Jadi sebelum dia meninggal, aku pamit pulang, setelah itu aku melihatnya lama. Nggak tahu kenapa, pada hari itu aku merasa dia akan meninggal. Dan benar, baru setengah jam setelah itu, aku ditelepon dan diberitahu, 'Mas, balik lagi, Mas. Papa udah nggak ada'," tutup Dikta dengan perasaan sedih dan kehilangan yang mendalam.
Baca Juga
Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama

Featured

News Feed