Pelatih Arema Tak Kuat Tahan Tangis Melihat Korban Berjatuhan Di Stadion Kanjuruhan

Pelatih Arema FC, Javier Roca, bicara soal tragedi di Stadion Kanjuruhan, yang menewaskan ratusan suporter. Ia menyaksikan langsung korban bergelimpangan.
Hal itu diungkap Javier Roca kepada media Spanyol, Cadena Ser. Ia bercerita bagaimana melihat korban berjatuhan, bahkan ada yang jatuh di pelukan pemain.
"Kami tidak pernah mengira ini akan terjadi. Para pemain memiliki hubungan yang baik dengan para penggemar. Saya pergi ke ruang ganti, dan beberapa pemain tetap berada di lapangan," katanya.
"Ketika saya kembali dari konferensi pers. Saya melihat tragedi dan kasus di dalam stadion. Para pemain lewat dengan membawa korban di tangan mereka," tutur Javier Roca.
"Yang paling mengerikan saat korban masuk untuk dirawat oleh tim dokter. Sekitar dua puluh orang masuk dan empat meninggal. Ada suporter yang meninggal di pelukan pemain," imbuhnya.
Tragedi di Stadion Kanjuruhan terjadi usai laga Arema vs Persebaya FC, yang berakhir 2-3 untuk kekalahan Singo Edan. Suporter tuan rumah yang kecewa kemudian memasuki lapangan untuk memprotes pemain.
Aksi suporter, menurut kesaksian beberapa suporter, ditanggapi aparat dengan brutal. Pendukung yang masuk dipukul mundur, dengan puncaknya ditembaki gas air mata.
Gas air mata itu yang membuat kepanikan pecah sampai ke tribune. Asap pedas dan menyesakkan membuat penonton berebut keluar stadion. Di tengah suasana panik itu, banyak yang akhirnya terinjak-injak dan kehabisan nafas.
Pagi harinya, terkonfirmasi korban tewas mencapai sekitar 127 orang. Tragedi nasional ini membuat dunia berduka.
Presiden Joko Widodo sampai memerintahkan agar kompetisi Liga 1 disetop sementara. Sementara dari pihak PSSI, federasi kemudian menjatuhkan sanksi agar Arema tak boleh lagi menggelar pertandingan di kandang sampai akhir musim.
Posting Komentar
Posting Komentar