Suami Istri Terkubur Lahar Panas Erupsi Semeru, Ditemukan di Dump Truk Pertambangan Pasir Curah Kobokan
Jenazah suami istri korban erupsi Gunung Semeru ditemukan terkubur lahar panas di pertambangan pasir, Curah Kobokan, Desa Supiturang, Candipuro, Lumajang.
Tim rescue menemukan jenazah kedua korban di dalam dump truk yang dinaikinya di pertambangan pasir itu.
Sebagaian besar bodi dump truk pengangkut material pasir itu terkubur lahar panas. Hanya kepala truk saja yang terlihat.
Pantauan di lokasi, petugas butuh waktu setengah jam lebih untuk mengevakuasi jenazah kedua korban. Petugas mengeruk kepala truk secara hati-hati.
Sebab, jika terperosok, tim penyelemat bisa-bisa ikut terbenam material vulkanis setebal 30-an meter.
Anang salah seorang tim rescue mengatakan, dua jenazah itu berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
“Kalau dicocokan dari keterangan warga jenazah ini sepasang suami-istri yang biasa nambang di sini (Curah Kobokan),” kata Anang.
Memang beberapa warga yang mengikuti jalannya proses evakuasi mengaku mengenali kedua jenazah. Diduga tak hanya satu dua yang terjebak. Melainkan, juga ada satu anak kecil di dalamnya.
“Biasanya kalau nambang ngajak anaknya,” kata warga sekitar.
Untuk diketahui, jumlah korban meninggal akibat erupsi Gunung Semeru kini menjadi sebanyak 34 jiwa hingga Selasa (7/12).
Sementara itu, 17 orang masih dinyatakan hilang.
Hal tersebut disampaikan Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam siaran pers, Selasa (7/12/2021).
“Data korban jiwa tercatat warga luka-luka 56 jiwa, hilang 17 jiwa dan meninggal dunia 34 jiwa, sedangkan jumlah populasi terdampak sebanyak 5.205 jiwa,” ungkapnya.
Terkait dengan jumlah warga yang dinyatakan hilang dan luka, posko masih melakukan pemutakhiran data dan validasi.
Data tersebut merupakan data terkini Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru hari ini pukul 12.00 WIB.
Selain dampak korban jiwa, erupsi mengakibatkan 2.970 unit rumah terdampak.
Pihak pemerintah daerah masih melakukan pemutakhiran jumlah rumah terdampak maupun tingkat kerusakan.
Bangunan terdampak lainnya berupa fasilitas pendidikan 38 unit dan jembatan terputus (Gladak Perak) 1 unit.
Sementara itu, jumlah warga mengungsi mengalami peningkatan menjadi 3.697 jiwa.
Warga yang mengungsi ini sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Lumajang, sedangkan di Kabupaten Malang hanya terdapat 24 jiwa.
Sebaran titik pengungsian di Kabupaten Lumajang berada di Kecamatan Pronojiwo dengan 9 titik berjumlah 382 jiwa, Kecamatan Candipuro 6 titik 1.136 jiwa.
Kemudian, Kecamatan Pasirian 4 titik 563 jiwa, Kecamatan Lumajang 188 jiwa, Kecamatan Tempeh 290 jiwa, Kecamatan Sumberseko 67 jiwa, Kecamatan Sukodono 45 jiwa
Posting Komentar
Posting Komentar