Gara-gara Upah Kuli Dicuri Mandor, Pemuda ini Jalan Kaki dari Banda Aceh ke Semarang hingga 115 Hari
Bukan hanya tentang kesulitan hidup yang dihadapi selama di Banda Aceh, tetapi juga pengkhianatan yang sungguh menyakitkan.
Muhamad Dimas Ramadan, nama sang pemuda, tidak mendapat bayaran setelah pengorbannya meninggalkan keluarga di kampung Semarang dan bercucur keringat karena upah Rp 150 yang dijanjikan di awal dibawa kabur mandor.
Hal pahit yang diterimanya pun tak berhenti sampai di situ. Karena ketiadaan uang, ia memutuskan pulang ke Semarang dengan modal nekat, berjalan kaki.
“Awal saya nekat jalan kaki karena tak punya uang, mandor kuli bangunan di Aceh bawa kabur upah 18 orang pekerja diantaranya upah untuk saya,” ujar pemuda 27 tahun tersebut.
Dan di sini, terjadi perjuangan antara hidup dan mati. Sebab Dimas harus melintasi banyak hutan dari Jambi hingga Lampung.
“Paling menyeramkan itu, rumah penduduknya masih jarang, kebanyakan hutan, hewan liar seperti babi hutan sering melintas di jalan,” ungkapnya, dilansir dari TribunSultra.com.
Beruntung, saat melintasi hutan-hutan, Dimas tak bertemu dengan hewan buas seperti yang ditakutinya.
“Iya betul yang paling saya takutkan hewan buas, tak sempat berhadapan namun melihat pernah,” ucapnya.
Setelah menempuh perjalanan darat dan menyeberang laut (dari modal surat agar bisa gratis), akhirnya Dimas tiba di Cianjur pada hari ke-115. Di sinilah, bantuan datang menghampirinya. Seorang polisi menolong mengantarkannya ke rumah singgah Dinas Sosial Cianjur.
Oleh pihak Dinsos, Dimas akan difasilitasi kepulangannya dengan memberikan surat transportasi dengan ditembuskan kepada Dinas Perhubungan.
“Kami turut prihatin dan sudah membuat surat kemudahan transportasi kepulangan sampai alamat Dimas ini, sudah diminta beristirahat dulu namun yang bersangkutan tetap ingin pulang,” kata Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cianjur, Asep Suparman.
Posting Komentar
Posting Komentar