Selama 40 Tahun Kakek 76 Tahun Ini Buka Jasa Sol Sepatu dengan Bayaran Seiklasnya
Ia membuka lapak sederhana di sudut pintu masuk Toko Mas Pulau Indah, di Jalan Maulana Hasanudin, Kota Serang. Lapak tersebut hanya dilengkapi satu kotak sol sepatu berwarna hijau berisikan alat-alat sol seperti gunting, pensil, jarum, dan benang sol.
Di atas kotak tersebut berserakan beberapa sepatu dan sendal milik pengguna jasa yang tidak diambil kembali. Abah Amir mengaku sudah bekerja menjadi penyedia jasa perbaikan alas kaki sekitar 40 tahun.
“Dari tahun 1980-an sudah bekerja sebagai tukang sol sepatu. Keterampilan menjahit abah dapat ketika masih bekerja di pabrik sepatu di Cibaduyut pada tahun 1962,” ujar Abah Amir kepada TribunBanten.com di lapak sol sepatunya, Senin (22/3/2021).
Kakek asal Bandung, Jawa Barat ini bercerita, merantau ke Kota Serang pada tahun 1970 lalu dan sempat bekerja serabutan. Sebelum membuka lapak tetap, ia menawarkan jasanya dengan cara berkeliling di wilayah Serang sambil memikul kotak berisikan peralatan sol sepatu.
“Berpuluh-puluh tahun jalan kaki saja dari rumah ke arah Pandeglang, Cilegon, atau bahkan Keragilan. Akhirnya buka lapak di sini karena badan sudah tidak kuat lagi untuk kerja berat,” ujarnya. Kisah kakek Abah Amir, 40 tahun buka jasa sol sepatu dengan bayaran seikhlasnya (TribunBanten.com/Amanda Putri Kirana)
Abah Amir membuka lapak sol sepatunay mulai pukul 09.00 WIB sampai dengan 17.00 WIB. Diketahui, lelaki yang lahir di Bandung, 17 Agustus 1945 ini, tinggal seorang diri di rumahnya, di Jalan Samuan Bakri, Cimuncang, Kota Serang, Banten.
Rumahnya cukup sederhana berdinding papan. Istrinya berada di Cimahi, dan kedua anaknya telah membina rumah tangga dan tinggal di luar kota. “Dari rumah kesini jalan kaki, sekita 2 kilometer. Namun jika sedang lelah, naik becak. Hanya bayar Rp 5000,” ujar Abah Amir.
Lapak jasa sol sepatu Abah Amir di Kota Serang, kakek 76 tahun yang sudah 40 tahun buka jasa sol sepatu dengan bayaran seikhlasnya (TribunBanten.com/Amanda Putri Kirana)
Penghasilan yang diraup oleh Abah Amir dari sol sepatu tidak menentu. Sehari ia hanya menjahit 2 sampai 4 pasang sepatu atau sendal milik pengunjung. Bahkan saat pandemi Covid-19 terkadang jasannya tidak laku sama sekali, seperti hari ini.
Selama 40 tahun menjadi tukang sol sepatu, Abah Amir menolak mematok harga ke warga yang menggunakan jasanya. “Abah Amir tidak pernah mematok harga, jadi pengunjung bayar seikhlasnya saja. Kalau dikasihnya Rp 10.000 ya tidak apa-apa memang sudah segitu rezekinya abah,” tutur Abah Amir dengan mata berbinar.
Ia menuturkan bahwa badan yang sudah ringkih dan usia yang sudah tidak mudah lagi, tidak meghalanginya untuk tetap semangat menjalani hidup.
Ia pun berharap, agar selalu diberikan kesehatan jasmani dan rohani serta kemudahan dalam mencari rezeki.
sumber : palingseru.com
Posting Komentar
Posting Komentar