Menolak Pakai Celana Bikini, Tim Bola Tangan Putri Norwegia Didenda Rp25,6 Juta


Federasi Bola Tangan Eropa memberikan sanksi itu saat tim bola tangan putri Norwegia bertanding melawan Spanyol pada Minggu (18/7). Tim bola tangan putri Norwegia dinilai telah melanggar aturan perihal seragam bertanding.
"Dalam pertandingan merebut medali perunggu melawan Spanyol, tim Norwegia bermain mengenakan celana pendek yang tidak sesuai dengan Regulasi Seragam Atletik yang disebutkan dalam Aturan Permainan Bola Tangan," tulis federasi dunia itu lewat pernyataan tertulis yang dilansir dari Washington Post, Jumat (23/7).
Para atlet wanita memang diharuskan memakai sports bra dan bikini berdasarkan panduan Federasi Bola Tangan Dunia. Celana bikini yang dimaksud pihak federasi itu memiliki garis pinggang rendah yakni sekitar 7 sentimeter di bawah pinggang.
Sedangkan lebar samping celana bikini untuk olahraga ini juga maksimal 10 sentimeter sesuai ketentuan federasi. Namun tim Norwegia malah mengenakan celana pendek dengan garis pinggang tinggi atau yang biasa disebut brief.
Federasi Bola Tangan Norwegia bahkan mendukung langkah ini diambil tim bola tangan putri mereka. Dukungan tersebut menjadi pesan bahwa wanita seharusnya boleh memakai seragam apa saja demi tampil maksimal di bidang olahraga.
Kare Geir Lio Kepala Federasi Bola Tangan Norwegia menerima keluhan dari tim bahwa seragam yang dipakai selama ini tidak ideal dipakai untuk olahraga bola tangan. Apalagi olahraga ini juga memaksa para atlet melakukan banyak gerakan atletik di atas pasir.
"Federasi akan mendukung hak tim untuk menyoroti perbedaan gender, dan bertanding dengan seragam yang membuat mereka merasa nyaman," ujar Kare mengungkapkan.
Tim Norwegia sebelumnya sepakat untuk menaati aturan mengenakan celana bikini saat bertanding dalam kejuaraan bola tangan Eropa pada 13-18 Juli 2021. Namun semua anggota tim Norwegia lantas memilih mengganti celana bikini dengan celana pendek di akhir kejuaraan.
Kapten tim Norwegia Katinka Haltvik mengatakan bahwa tindakan itu dilakukan secara spontan. Ia berharap gebrakan ini bisa bisa memberikan kebebasan bagi tim untuk mengenakan pakaian apa saja selama bertanding.
"Kami melakukannya, dan kita lihat apa yang akan terjadi. Orang-orang menyemangati kami saat berjalan di depan beberapa tim. Saya harap kami bisa membuat gebrakan dengan cara ini dan di musim panas berikutnya kami bisa bermain mengenakan baju yang kami mau," tutup Katinka.
Posting Komentar
Posting Komentar